MILO88 – Bima Arya: IKN Berkah buat Balikpapan dan Kalimantan Timur

Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 25 April 2025, tidak hanya menjadi ajang refleksi atas perjalanan otonomi daerah, tetapi juga momentum untuk menegaskan peran strategis Kalimantan Timur sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menegaskan bahwa IKN adalah berkah besar, tidak hanya bagi Balikpapan, tetapi juga untuk seluruh Kalimantan Timur, termasuk sembilan pemerintahan daerah di wilayah ini.
Bima Arya juga menyatakan, bahwa keberadaan IKN bukanlah tantangan, melainkan peluang emas bagi Kalimantan Timur.
“IKN ini berkah untuk Kaltim. Proyek ini terus berjalan, ditargetkan selesai, dan pada waktunya akan berjalan dengan baik. Balikpapan, Kalimantan Timur, dan sembilan pemerintahan daerah di sekitarnya insya Allah akan mendapatkan keberkahan,” ujar Bima menjawab Kompas.com.
Sebagai penyangga utama IKN, Balikpapan dan Kalimantan Timur memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan pembangunan ibu kota baru.
Mulai dari pertumbuhan ekonomi, peningkatan investasi, hingga penguatan infrastruktur, IKN diharapkan menjadi mesin penggerak baru bagi perekonomian daerah.
Tidak hanya Balikpapan, kabupaten dan kota lain di Kalimantan Timur, yang disebut Bima Arya sebagai “Wali Songo” atau sembilan pemerintahan daerah, juga akan merasakan manfaat dari proyek ambisius ini.
Menggemakan semangat Presiden Prabowo Subianto yang dikenal dengan istilah “gaspol” (giat, akurat, sigap, profesional, dan optimal), Bima Arya mengajak kepala daerah dan aparatur sipil negara (ASN) di Kalimantan Timur untuk bergerak cepat dan bersinergi.
“Irama yang dibangun Presiden Prabowo nyambung dengan Kalimantan Timur. Gratis pol, gaspol, cepat, dan memudahkan warga,” katanya, merujuk pada pendekatan yang responsif dan berorientasi pada pelayanan publik.
Bima Arya berpendapat, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci untuk memaksimalkan potensi IKN.
Evaluasi dua sisi juga penting yakni pemerintah daerah harus adaptif, inovatif, dan kolaboratif dalam mencari peluang pertumbuhan ekonomi baru, sementara pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri terus melakukan sinkronisasi dan akselerasi kebijakan.
Dengan pendekatan ini, IKN tidak hanya akan menjadi simbol modernisasi, tetapi juga pengungkit kesejahteraan rakyat Kalimantan Timur.
Keberhasilan memanfaatkan berkah IKN juga bergantung pada kapasitas pemerintahan daerah. Bima Arya menyoroti pentingnya meritokrasi sebagai fondasi otonomi daerah yang efektif.
“Kewenangan besar harus diimbangi kapasitas. Meritokrasi adalah kunci, mulai dari open bidding, manajemen talenta, hingga penempatan the right man in the right place at the right time,” jelasnya.
Balikpapan, sebagai tuan rumah Hari Otonomi Daerah ke-29, telah menunjukkan kesiapan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang bersih dan melayani.
Dengan IKN sebagai katalis, daerah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun tata kelola yang profesional dan berorientasi pada rakyat.
“Sementara itu, daerah-daerah lain di Kalimantan Timur juga akan merasakan efek domino dari investasi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan konektivitas yang dibawa oleh IKN,” tuntas Bima.