MILO88 – Kodam Mulawarman Siapkan 600 Personel Pasukan Reaksi Cepat Tanggulangi Bencana

Kodam VI Mulawarman apel gelar Pasukan Batalion Komposit Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) Tahun Anggaran 2025.
Apel gelar ini merupakan wujud kesiapsiagaan Kodam VI Mulawarman dalam menghadapi potensi bencana alam.
Sesuai amanat Undang-Undang (UU) Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, operasi bantuan penanggulangan bencana merupakan salah satu tugas pokok TNI dalam rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Selain itu juga sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Darat melalui Surat Telegram Kasad Nomor 90 tanggal 11 Februari 2025 yang menegaskan pentingnya pembentukan Batalion Komposit PRCPB di setiap Kodam untuk merespons bencana dengan cepat dan efektif.
Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menekankan apel ini bertujuan meningkatkan kesiapan Satgas PRCPB beserta seluruh komponennya.
“Kita harus memastikan bahwa setiap unit dapat menanggapi bencana dengan cepat, tepat, dan efisien untuk meminimalisasi korban jiwa dan kerugian harta benda,” ujarnya, di Lapangan Yonzipur 17, Ananta Dharma, Balikpapan, Senin (14/4/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya kerja sama lintas sektor dengan pemerintah daerah, kepolisian, BPBD, Basarnas, dan masyarakat untuk menciptakan sistem penanggulangan bencana yang terpadu dan berkesinambungan.
Batalion Komposit PRCPB Kodam VI Mulawarman merupakan satuan gabungan yang dirancang khusus untuk tanggap darurat.
Satuan ini dipimpin oleh Batalyon Infanteri 17 Ananta Dharma dan diperkuat oleh Yonif 600 Modang yang memiliki kemampuan tempur dan mobilitas tinggi, Yonkav 13 Satya Lembuswana dengan keahlian dalam operasi khusus, Kompi Kavaleri 3 Macan Tutul Cakti yang mendukung mobilitas dan logistik, serta Unit Pendukung termasuk unit kesehatan, perbekalan, komunikasi, dan hukum.
Dengan total personel sekitar 600 orang, batalyon ini terdiri dari tiga kompi lapangan, satu kompi senapan, dan satu kompi pendukung.
Satuan ini dilengkapi peralatan canggih untuk menangani berbagai jenis bencana, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan, khususnya kebakaran lahan gambut yang sering terjadi di Kalimantan.
“Satgas PRCPB siap siaga selama enam bulan ke depan, dengan kemampuan operasional 24 jam untuk memastikan respons cepat saat bencana melanda,” imbuh Rudy.
Kalimantan sendiri dikenal sebagai wilayah yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama pada musim kemarau.
Lahan gambut yang mudah terbakar menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, Kodam VI Mulawarman telah menyiapkan strategi komprehensif, meliputi penyiapan peralatan khusus di mana Satgas PRCPB dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, pompa air, dan teknologi pendukung untuk menangani karhutla, termasuk kebakaran gambut yang sulit dipadamkan.
Kemudian sistem deteksi dini melalui Babinsa, Bhabinkamtibmas, BPBD, dan relawan masyarakat, Kodam VI Mulawarman menerapkan sistem pemantauan digital 24 jam untuk mendeteksi titik api sejak dini.
Koordinasi Lintas Sektor juga diterapkan di mana Satgas PRCPB bekerja sama dengan pemerintah provinsi, Basarnas, kepolisian, dan BPBD untuk menentukan skala bencana dan merumuskan langkah penanganan. Pelatihan bersama juga direncanakan untuk meningkatkan sinergi operasional.
Berikutnya adalah melibatkan relawan lokal dan masyarakat peduli api menjadi bagian integral dalam respons awal, memastikan informasi dari lapangan dapat segera ditindaklanjuti.
“Apabila ada titik api sekecil apa pun, sistem kami akan mendeteksinya, dan satuan akan merespons sesuai eskalasi bencana,” jelas Rudy.