MILO88 – TPA Manggar Jadi Percontohan Nasional Pengelolaan Sampah

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (LH/BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menekankan pentingnya sinergi pengelolaan sampah di berbagai daerah saat melakukan peninjauan ke fasilitas pengelolaan sampah di Kota Balikpapan.
Kunjungan ini menyoroti urgensi pengelolaan sampah terpadu, ramah lingkungan, dan sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Menurut Hanif, pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga memerlukan dukungan masyarakat dan dunia usaha.
“Kami mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Balikpapan yang menjadikan TPA Manggar bukan hanya tempat pembuangan, tapi bisa menjadi model percontohan nasional jika terus ditingkatkan,” ujar Hanif, Minggu (13/4/2025).
Rangkaian kegiatan peninjauan Hanif dimulai dengan mengunjungi TPA Manggar, dilanjutkan ke Instalasi Intermediate Treatment Facility (ITF) Kota Hijau, dan Material Recovery Facility (MRF) Gunung Bahagia.
Hanif juga menyempatkan diri melihat fasilitas IPAL dan inovasi Café Metan di TPA Manggar, yang merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Kota Balikpapan dan PT Pertamina Hulu Mahakam.
Dalam kesempatan tersebut, Hanif mengungkapkan bahwa Kementerian LH/BPLH telah menerbitkan surat peringatan kepada 343 kepala daerah yang masih menjalankan praktik pembuangan sampah terbuka (open dumping).
“Saat ini, KLH/BPLH juga tengah mendorong industrialisasi pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan, seperti Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), Refuse Derived Fuel (RDF), serta fasilitas pengolahan sampah organik,” ungkapnya.
Data Kementerian LH/BPLH menunjukkan bahwa kondisi pengelolaan sampah di Indonesia masih memprihatinkan.
Pada tahun 2023, Indonesia menghasilkan 56,63 juta ton sampah, namun baru 39,01% persen di antaranya yang berhasil dikelola dengan baik.
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, pengelolaan sampah yang buruk akan memperparah krisis lingkungan global, mulai dari perubahan iklim hingga pencemaran air, tanah, dan udara.
“Kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sangat krusial untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dari forum ini, kita harap bisa lahir solusi jangka panjang yang aplikatif,” tegas Hanif.
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, Kota Balikpapan menghasilkan sampah harian sebanyak 534,66 ton, dengan capaian pengurangan sampah sebesar 28,03 persen dan penanganan sebesar 71,5% persen.
“Kita dorong peningkatan pengurangan sampah, sehingga sampah yang dibawa ke TPA hanya residu. Selain itu, fasilitas seperti bank sampah dan rumah kompos harus diperluas hingga tingkat RW,” kata Hanif.
Saat ini, Balikpapan memiliki satu Bank Sampah Induk, 113 Bank Sampah Unit, 45 Rumah Kompos, dan satu ITF.
Pengembangan fasilitas-fasilitas ini menjadi prioritas untuk memassifkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Kementerian LH/BPLH mengajak seluruh pihak untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan.
Dengan sinergi yang kuat, Indonesia diyakini dapat mengatasi krisis lingkungan dan menuju masa depan yang lebih bersih dan sehat.