MILO88 – Antisipasi Kegawatdaruratan di IKN, Basarnas Kaltim Dirikan Unit Siaga

Kepala Basarnas Kalimantan Timur Dody Setiawan

Lihat Foto

Standby Unit Search and Rescure (SAR) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Rencana ini merupakan bagian dari upaya mendukung pembangunan IKN sebagai ibu kota baru Indonesia, sekaligus meningkatkan respons cepat terhadap potensi kegawatdaruratan di wilayah tersebut.

Kepala Basarnas Kaltim Dody Setiawan memaparkan, wilayah IKN dan Kaltim memiliki karakteristik kedaruratan yang didominasi oleh kondisi membahayakan manusia, khususnya di perairan.

“Mayoritas jenis kegawatdaruratan di Kaltim adalah kondisi membahayakan manusia dan kecelakaan perairan, karena wilayahnya banyak sungai,” ujar Dody menjawab Kompas.com, Kamis (24/4/2025).

Sungai Mahakam, misalnya, memiliki arus bawah yang kuat, yang sering kali menyulitkan penyelamatan.

Kecelakaan seperti tercebur sungai, tabrakan kapal tongkang, atau awak kapal yang jatuh ke air kerap terjadi, dengan tingkat keselamatan yang rendah.

“Kalau sudah terjatuh dan tidak bisa berenang, golden time-nya hanya sekitar 6 jam. Kalau dimakan buaya, kemungkinan selamat sangat kecil,” tambah Dody.

Sementara di IKN, potensi bencana yang diantisipasi meliputi banjir, tanah longsor, dan risiko terkait konstruksi bangunan.

Meskipun risiko gempa bumi di wilayah ini kecil, banjir dan longsor menjadi perhatian utama, terutama di Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU.

Selain itu, dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan perekonomian seiring pembangunan IKN, potensi kecelakaan darat, seperti di jalan tol yang sedang dikembangkan, juga diperkirakan akan bertambah.

“Dengan adanya stand-by unit di IKN, ini respons bisa lebih cepat. Dari Balikpapan ke IKN butuh waktu sekitar 2 jam, tapi kalau lewat air hanya 30 menit,” ungkap Dody.

Lokasi yang diincar adalah lahan dekat sungai, sehingga alat utama (alut) air, seperti rigid buoyancy boat (RBB), dapat ditempatkan langsung di IKN.

Koordinasi awal dengan Pemerintah Kabupaten PPU telah dilakukan, dan mendukung rencana ini dengan menjanjikan alokasi lahan.

“Pemerintah setempat mendukung, dan kami berharap lahan yang diberikan dekat sungai untuk memudahkan operasi,” ujar Dody.

Unit Siaga ini akan diawaki oleh minimal satu tim berjumlah 10 rescuer, didukung oleh petugas non-rescuer untuk administrasi, dokumentasi, dan logistik.