MILO88 – Agar Tak Kumuh, Kawasan Sepaku IKN Akan Dipersolek
Ibu Kota Nusantara (IKN), akan segera mengalami perubahan signifikan.
Hal ini menyusul rencana Otorita IKN yang akan menata kawasan seluas 1.172,36 kilometer persegi, atau setara 35,17 persen dari total luas Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tersebut.
Selama pembangunan IKN, khususnya Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), kondisi fisik Sepaku sangat memprihatinkan.
Terdapat 19 batching plant atau fasilitas atau instalasi yang digunakan untuk mencampur bahan-bahan pembuat beton konstruksi.
Kendaraan berat pembawa material konstruksi, seperti truk melon adukan semen, dan lain-lain wira wiri di kawasan ini.
Akibatnya debu, kerikil, dan material-material konstruksi beterbangan dan membuat kotor, kumuh, dan jorok kawasan Sepaku di sekitarnya.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengungkapkan, penataan kawasan ini menjadi prioritas agar tidak terkesan kumuh seiring dengan masifnya pembangunan di wilayah inti IKN.
“Sepaku, kawasan Sepaku itu kami tata supaya tidak menjadi kumuh. Jadi kami sudah mulai pekerjaan tendernya juga ini nanti semua akan dilaksanakan tahun 2025 pada tahap pertama,” kata Basuki menjawab Kompas.com, Rabu (23/4/2025).
Langkah awal ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk memastikan kawasan penyangga IKN ini juga memiliki wajah yang tertata dan representatif.
Secara administratif, Kecamatan Sepaku terdiri dari 11 desa dan 4 kelurahan, yaitu:
Desa Telemow, Binuang, Bumi Harapan, Bukit Raya, Karang Jinawi, Sukaraja, Tengin Baru, Suko Mulyo, Argo Mulyo, Semoi Dua, dan Wonosari.
Kemudian, Kelurahan Maridan, Pemaluan, Sepaku, dan Mentawir.
Kecamatan Sepaku memiliki potensi bencana alam yang relatif rendah, seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta puting beliung, dengan tingkat risiko kecil hingga sedang.
Hal ini menjadikan Sepaku pilihan strategis untuk pembangunan IKN. Wilayah ini dikenal sebagai daerah endemis malaria, sehingga upaya pencegahan seperti fogging dan pemeriksaan kesehatan dilakukan, terutama saat acara resmi seperti kunjungan Presiden.
Sebagian lahan di Sepaku masih dimanfaatkan warga untuk perkebunan (karet, sawit, pisang) dan pemukiman, meskipun sebagian telah dipatok untuk kebutuhan IKN.
Selain itu, Sepaku memiliki nilai sejarah dan budaya, dengan penelitian arkeologi yang menunjukkan potensi situs bersejarah di wilayah ini.
Sepaku bisa diakses dari jalan lintas provinsi, memakan waktu sekitar satu jam dengan mobil, dengan kondisi jalan yang sulit untuk kecepatan tinggi, menimbulkan keluhan dari pengendara.
Tak hanya itu, meskipun memiliki potensi besar, Sepaku punya segudang tantangan seperti ganti rugi lahan, banjir ringan, dan akses air bersih masih perlu diatasi.
Masyarakat lokal di Sepaku masih menghadapi air payau dan keruh, sehingga harus membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, meskipun pemerintah menjanjikan air ledeng berkualitas tinggi di IKN.
Dengan dukungan Otorita IKN, masyarakat lokal, dan komitmen untuk menata dan menjaga keberlanjutan lingkungan, Sepaku diharapkan menjadi simbol kemajuan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.