MILO88 – Strategi Pertahanan IKN, Kodam Mulawarman Fokus Kemandirian Logistik

Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai pusat pemerintahan baru Indonesia menjadi salah satu prioritas strategis dalam pertahanan nasional.
Kodam VI Mulawarman, yang mencakup wilayah pertahanan militer Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan, memainkan peran kunci dalam mendukung pengamanan IKN.
Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha menuturkan, strategi pertahanan IKN mengintegrasikan pengamanan fisik, pemanfaatan teknologi non-konvensional, dan penguatan kemandirian logistik untuk mendukung kedaulatan dan stabilitas wilayah.
Saat ini, Kodam VI Mulawarman melaksanakan pengamanan fisik IKN sesuai arahan Markas Besar TNI. Pengamanan ini mencakup penempatan personel di titik-titik strategis dan pemanfaatan alat utama sistem senjata (alutsista) yang tersedia.
“Kami memanfaatkan apa yang sudah ada di sekitar IKN, namun konsep pengamanan dan alutsista sepenuhnya mengikuti kebijakan dari Jakarta,” ungkap Rudy, menjawab Kompas.com, Rabu (16/4/2025).
Pendekatan ini memastikan bahwa setiap langkah pertahanan selaras dengan rencana nasional, dengan Kodam VI Mulawarman berperan sebagai pelaksana di lapangan.
Untuk mendukung pengamanan, Kodam VI Mulawarman terus membangun postur kekuatan di wilayah IKN.
Salah satu inisiatif adalah pembentukan batalyon baru, termasuk Batalyon Tempur Pilihan Inti (TPI) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang menjadi bagian dari lima kesatuan baru yang direncanakan.
Meski masih dalam tahap perencanaan, setiap batalyon diperkirakan membutuhkan sekitar 1.196 personel, dengan total kebutuhan sekitar 6.000 prajurit yang akan direkrut secara bertahap.
Pemanfaatan Teknologi Non-Konvensional
Selain pengamanan fisik, Kodam VI Mulawarman juga mengadopsi strategi non-konvensional untuk menghadapi tantangan geografis.
Teknologi seperti drone dan patroli udara dimanfaatkan untuk memantau area yang sulit dijangkau, seperti daerah perbatasan RI-Malaysia yang berdekatan dengan IKN.
“Di wilayah yang sulit ditempati personel secara fisik, kami mengandalkan teknologi seperti drone dan patroli udara untuk menjaga kedaulatan,” jelas Pangdam.
Interoperabilitas antar-matra juga ditingkatkan, memastikan sinergi antara angkatan darat, udara, dan laut dalam operasi pertahanan.
Pendekatan ini sangat relevan mengingat tantangan geografis di Kalimantan, termasuk medan hutan dan sungai yang menyulitkan mobilitas.
Pengalaman Kodam dalam mengelola perbatasan, seperti di Krayan dan Malinau, menjadi referensi penting.
Di perbatasan, Kodam telah menggunakan drone untuk menggantikan kehadiran fisik di area yang sulit dijangkau, seperti wilayah Malinau yang terisolasi akibat logistik terbatas.
Strategi serupa diterapkan di IKN untuk memastikan cakupan pengawasan yang lebih luas dan efisien.