MILO88 – Ada Hashim di Balik Pembangunan Pulau Suaka Orangutan Kelawasan

Ibu Kota Nusantara (IKN), Kementerian Kehutanan, dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) resmi menegaskan komitmen mereka untuk memulai pembangunan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan, Teluk Balikpapan.
Pulau seluas 14 hektar yang kini berstatus kawasan lindung seiring hadirnya IKN, akan menjadi rumah baru bagi orangutan jantan dominan berpipi lebar yang tidak dapat dilepasliarkan ke alam liar.
Acara syukuran pembangunan suaka ini digelar pada Rabu, 9 April 2025, di Pusat Suaka Orangutan (PSO) Arsari, Desa Maridan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, yang merupakan bagian dari wilayah IKN.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengapresiasi Yayasan Arsari Djojohadikusumo atas inisiatif lingkungan ini.
“Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada Yayasan Arsari Djojohadikusumo atas kegiatan lingkungan ini. Mudah-mudahan kerjasama ini dapat terus kita lanjutkan dengan lebih baik,” ujar Basuki dalam sambutannya.
Di balik proyek ambisius ini, sosok Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, menjadi penggerak utama.
Hashim mengungkapkan bahwa ide pembangunan suaka ini lahir dari keprihatinan terhadap nasib orangutan dewasa yang kesulitan bertahan hidup jika dilepasliarkan.
“Banyak orangutan dewasa yang kalau dilepasliarkan pasti mati karena cari makannya susah. Kita carikan tempat lingkungan yang nyaman bagi orangutan dewasa di alam yang terbuka, maka kita pilih Pulau Kelawasan,” tuturnya.
Pulau Kelawasan dipilih karena potensi ekologisnya yang kaya dan keanekaragaman hayati yang tinggi.
Suaka ini dirancang sebagai habitat jangka panjang yang aman, lestari, dan edukatif, khususnya untuk orangutan jantan yang sudah tua atau memiliki kondisi tertentu yang membuat mereka tidak dapat kembali ke alam liar.
Untuk mendukung kehidupan satwa ini, fasilitas di Pulau Kelawasan dirancang menyerupai lingkungan alami.
Beberapa sarana utama yang akan dibangun meliputi shelter sebagai tempat berlindung, feeding platform untuk pemberian pakan harian lengkap dengan kolam air minum, serta feeding plus yang berfungsi sebagai area perawatan dan pemeriksaan kesehatan.
Proyek ini ditujukan untuk menjaga kelestarian satwa endemik Indonesia, sekaligus mendukung visi IKN sebagai kota berkelanjutan yang berbasis hutan.
Pulau Kelawasan, dengan status barunya sebagai kawasan lindung, menjadi simbol komitmen bersama untuk melindungi keanekaragaman hayati di tengah pembangunan ibu kota baru.
Hashim, yang dikenal sebagai pebisnis sekaligus pegiat lingkungan, menegaskan bahwa suaka ini bukan sekadar tempat penampungan, melainkan upaya nyata untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi orangutan.
“Kita ingin mereka hidup dengan nyaman di lingkungan yang mendekati alam aslinya,” tambahnya.
Dengan peran sentral Hashim, pembangunan Pulau Suaka Orangutan Kelawasan diharapkan menjadi langkah awal bagi upaya konservasi yang lebih luas di wilayah IKN, sekaligus menginspirasi kolaborasi serupa di masa depan.